Sabtu, 04 Agustus 2012

Bulan Raamadhan yang penuh berkah, ampunan dan maghfiroh sudah setengah jalan, RSBI SD N KLEGO 01 mengadakan pesantren kilat mulai tanggal 06-11 Agustus 2012 untuk siswa-siswa semoga berjalan sukses dan lancar.
 

Rabu, 11 Juli 2012


Kalender pendidikan tahun 2012 – 2013 ini  berlaku di seluruh wilayah Indonesian dan untuk jenjang sebagai berikut:
  • TK/TKLB/RA,
  • SD/SDLB/MI,
  • SMP/SMPLB/MTs.
  • SMA/SMALB/MA/SMK
Hari Efektif
  • Semester I: 106 hari
  • Semester II: 139 hari
  • Hari belajar Efektif Fakultatif: 18 hari
Hari Libur
  • Libur Semester I: 10 hari ( 24 Desember 2012 s.d 5 Januari 2013)
  • Libur Semester II: 18 hari (24 Juni s.d. 13 Juli 2013)
Libur Umum Semester I
  • 17 Agustus 2012 : Proklamasi Kemerdekaan RI
  • 19-20 Agustus 2012 : Hari Raya Idul Fitri 1433 H
  • 26 Oktober 2012 : Hari Raya Idhul Adha 1433 H
  • 15 November 2012 : Tahun Baru Hijriah 1434 H
  • 25 Desember 2012 : Hari Raya Natal
Semester II
  • 1 Januari 2013: Tahun Baru Masehi
  • 24 Januari 2013: Maulid Nabi Muhammad SAW
  • 10 Februari 2013: Tahun Baru Imlek 2563
  • 12 Maret 2013: Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1935
  • 29 Maret 2013: Wafat Isa Al-Masih
  • 9 Mei 2013: Kenaikan Isa Almasih
  • 25 Mei 2013: Hari Raya Waisak 2567
  • 6 Juni 2013: Isro’ Mikroj 1434 H
Demikianlah artikel Pustaka Sekolah mengenai kalender pendidikan tahun 2012 – 2013, semoga artikel ini tentunya dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi kita semua.[ps]

Kamis, 05 Juli 2012

Pengarus Utamaan Gender Bidang Pendidikan telah berlangsung di RSBI SD N Klego 01 Pekalongan.
Kalau jaman dahulu yang bisa sekolah dan berhak pintar adalah anak laki-laki, tapi jaman sekarang malahan banyak siswa perempuan yang lebih pintar dari siswa laki-laki.
Ayo siswa-siswaku, baik laki-laki maupun perempuan sekarang bangkit bersama kita majukan dunia pendidikan untuk membangun negeri ini. Kalian semua mempunyai hak yang sama untuk itu. Cayooo semangattt belajar!!

Jumat, 29 Juni 2012

Selamat jalan kakak kelas VI yang akan melanjutkan ke sekolah lanjut pertama.
Jayalah bersama RSBI SD N Klego 01

Minggu, 17 Juni 2012

Mau SMART!!!
Sekolah saja di RSBI SD N Klego 01 Pekalongan

1. Bunyi/Suara
Seperti yang kita ketahui bunyi atau suara adalah gelombang longitudinal yang merambat melalui medium atau sederhananya dapat kita artikan getaran yang merambat melalui medium. Medium atau zat perantara tersebut berupa zat cair, padat, gas. Bunyi tidak dapat terdengar pada ruang hampa udara karena bunyi membutuhkan zat perantara untuk menghantarkan bunyi baik zat padat, cair maupun gas.
Syarat terjadi dan terdengarnya bunyi adalah
1. Ada benda bergetar ( sumber bunyi ),
2. Ada medium yg merambatkan bunyi,
3. Ada penerima yang berada di dalam jangkauan sumber bunyi.
2. Cepat Rambat Bunyi
Bunyi mempunyai cepat rambat yang terbatas. Bunyi memerlukan waktu untuk
berpindah. Cepat rambat bunyi sebenarnya tidak terlampau besar. Cepat
rambat bunyi jauh lebih kecil dibandingkan dengan cepat rambat cahaya.
Karena bunyi termasuk gelombang, cepat rambat bunyi juga memenuhi
persamaan cepat rambat gelombang. Jika bunyi menempuh jarak (s) selama
selang waktu (t) maka akan memenuhi hubungan
V=s/t
dengan , s = jarak tempuh (m) , t = waktu ( s ) , dan v = cepat rambat bunyi
(m/s). Satu periode gelombang menempuh jarak sejauh satu panjang gelombang. Maka , jika t = T , maka s = lambda . Maka bentuk lain ungkapan cepat rambat gelombang adalah
v= oleh karena f = 1/T , maka
v=λf
dengan lambda = panjang gelombang bunyi (m)
T = periode gelombang bunyi (s)
F = ferkuensi gelombang bunyi (Hz)
Proses merambatnya bunyi  pada saat benda yg bergetar akan menggetarkan
molekul zat perantara/medium di sekitarnya lalu molekul yg bergetar akan
merambatkan ke molekul-molekul yg lainnya, dan begitu seterusnya sampai
getaran itu terdengar di telinga kita. Molekul udara membentuk
rapatan (R) dan renggangan (r).
Pada laut, suara dirambatkan melalui medium air. Kecepatan rambat suara laut berbeda dengan kecepatan rambat udara ataupun darat.  Bunyi merambat di udara dengan kecepatan 1.224 km/jam. Pada suhu udara 15 derajat celsius bunyi dapat merambat di udara bebas pada kecepatan 340 m/s. Bunyi merambat lebih lambat jika suhu dan tekanan udara lebih rendah. Di udara tipis dan dingin pada ketinggian lebih dari 11 km, kecepatan bunyi 1.000 km/jam. Di air, kecepatannya 5.400 km/jam, jauh lebih cepat daripada di udara. Dengan s panjang Gelombang bunyi dan t waktu.
Jika dibandingkan dengan cepat rambat udara, di laut kecepatan rambatnya lebih cepat 4x lipat dibangingkan dengan cepat rambat di udara. Hal tersebut diakibatkan partikel air laut lebih rapat dibandingkan dengan di udara yang lebih renggang. Sedangkan di darat (zat padat) lebih cepat lagi cepat rambat di laut karena benda padat kerapatannya paling tinggi diantara medium yang lain.
Tabel cepat rambat bunyi pada medium tertentu
3. Suhu
Suhu udara yang lebih panas atau lebih dingin mempengaruhi kecepatan bunyi di udara. Pada prinsipnya semakin tinggi suhu suatu medium , maka semakin cepat rambat bunyi dalam medium tersebut. Dikarena makin tinggi suhu, maka semakin cepat getaran partikel-partikel dalam medium tersebut. Akibatnya, proses perpindahan getaran makin cepat .
Di laut sendiri, pada lapisan Mix Layer, pengaruh suhu sangat besar karena pada lapisan ini pengaruh dari sinar matahari terhadap suhu permukaan sangat besar sehingga mengakibatkan suhu di Mix Layer tinggi. Pada lapisan Termoklin pun suhu masih sangat berpengaruh, hal tersebut dikarenakan adanya perubahan suhu yang sangat mencolok. Akan tetapi pada lapisan Deep Layer suhu tidak begitu mempengarui karena perubahan suhu yang tidak mencolok.
4. Tekanan
Pada tekan, setiap penambahan kedalaman maka tekanan akan semakin tinggi. Semakin tinggi tekan maka akan semakin tinggi cepat rambat bunyinya. Hal tersebut karena partikel-partikel zat yang bertekanan tinggi terkompresi sehingga cepat rambat yang dihasilkan lebih besar. Pengaruh tekan akan lebih besar dari suhu dan salinitas pada lapisan Deep Layer.
5. Salinitas
Cepat rambat bunyi terhadap salinitas seharusnya berkurang seiring kenaikan salinitas karena meningkatnya densitas. Akan tetapi kenaikan salinitas meningkatkan modulus axial (larutan menjadi kurang kompres), sehingga tiap kenaika salinitas akan meningkatkan cepat rambat bunyi.
6. Densitas/Kerapatan
Makin rapat medium umumnya semakin besar cepat rambat bunyi dalam
medium tersebut . Penyebabnya adalah makin rapat medium maka makin kuat
gaya kohesi antar-partikel . akibatnya pengaruh suatu bagian medium kepada
bagian yg lain akan mengikuti getaran tersebut dengan segera . akibatnya
perpindahan getaran terjadi sangat cepat .
7. Mengukur Cepat Rambat Bunyi
Cara mengukur cepat rambat bunyi yaitu dengan cara mengukur waktu yang diperlukan bunyi sejak keluar dari sumber bunyi sampai kembali ke tempat semula . kemudian kita mengukur jarak sumber bunyi ke tempat pemantul . Hal tersebut diaplikasikan pada alat pengukur kedalaman yaitu Echo-Sounder.
8. Fungsi Suara di Laut
1. Mengukur Kedalaman dan Pemetaan dasar Laut
Untuk mengukur kedalaman laut , kapal memancarkan bunyi ke dasar laut . pada dasar kapal terdapat pendeteksi bunyi (detektor) . Detektor ini menghasilkan gelombang listrik jika mendapat bunyi pantul . Ketika gelombang mengenai objek maka sebagian enarginya ada yang dipantulkan, dibiaskan ataupun diserap. Untuk gelombang yang dipantulkan energinya akan diterima oleh receiver. Besarnya energi yang diterima akan diolah dangan suatu program, kemudian akan diperoleh keluaran (output) dari program tersebut. Hasil yang diterima berasal dari pengolahan data yang diperoleh dari penentuan selang waktu antara pulsa yang dipancarkan dan pulsa yang diterima. Dari hasil ini dapat diketahui jarak dari suatu objek yang deteksi. Dengan mengukur waktu yang diperlukan sejak bunyi dipancarkan sampai ditangkap kembali oleh detektor , kedalaman laut di bawah posisi kapal dapat ditentukan dengan demikian kedalaman laut suatu wilayah dapat dipetakan dengan teliti .
Pengukuran kedalaman dengan Echo Sounder
( Sumber wiki pedia)

Selasa, 05 Juni 2012

Anak-anak RSBI SD N Klego 01 Pekalongan, bersemangat mengikuti UKK,,.

Jumat, 11 Mei 2012

Pak Amin dan pak Saifudin melaksanakan DIKLAT PRAJABATAN

Jumat, 30 Maret 2012

Mencari Pikiran Pokok Suatu Cerita

BUKAN BAYI LAGI

Ada seekor anak kera bernama ENYA. Ia amat manja dan menyusahkan induknya. Kemanapun induk ENYA melangkah, disitu pulalah ENYA turut. ENYA setia berada digendongan induknya, walau ia tahu induknya cukup kelelahan dengan selalu menggendong tubuhnya yang berat.

Sebenarnya ENYA sudah cukup besar untuk melangkah sendiri. Bahkan jika ia mau, ENYA hanya memerlukan latihan beberapa kali untuk dapat bergayut di pohon. Sayang ENYA terlalu enggan melakukan semua itu. ENYA sama sekali tidak kasihan melihat induknya yang sering kali terlihat kelelahan.

ENYA : ”Berhenti dulu, Mak… ini dahan yang cukup bagus untuk tempat kita beristirahat,”ujar ENYA suatu kali.

(induk ENYA menurut, karena ia benar-benar lelah).

EMAK : ”Andaikata kau sudah tidak perlu digendong lagi, alangkah senangnya hati Emak,”demikian Emak bergumam.

(Tetapi ENYA pura-pura tidak mendengar. Induk ENYA hanya bisa menghela nafas panjang. Sudah berkali-kali ia menyuruh anaknya agar tidak lagi ada dalam gendongannya, tetapi tak pernah digubris ENYA. Ia memang kelewat manja).

PIPIT : ”lihatlah, ada anak kera yang bodoh,” seru seekor burung pipit dari seberang pohon.

BURUNG : ”Dari mana kau tahu dia itu bodoh?” Tanya seekor burung gereja.

PIPIT : ”Setiap hari aku memperhatikannya, jadi aku tahu dia itu seekor kera yang bodoh!” cetus burung pipit.

(ENYA mendengar percakapan itu. Ia amat marah dikatakan bodoh).

PIPIT : “Dia tidak bisa berpikir apa-apa selama terus-menerus berada dalam gendongan induknya,” lanjut burung pipit.

(Diam-diam ENYA keluar dari gendongan induknya yang sedang tidur karena kelelahan. Dipatahkannya sebuah ranting kecil dan dilemparkannya ke arah dua yang sedang mempercakapkannya, sehingga kedua burung itu terbang menjauh. Setelah itu ENYA kembali ke dalam gendongan induknya. Saat itu pula lewat serombongan bebek. Induk bebek memimpin didepan).

BEBEK : “Wek…wek…wek…, ayo anak-anak, kita berenang biar segar,” perintah induk bebek.

(lalu satu-persatu rombongan bebek itu mulai menceburkan diri ke sungai. dari atas pohon, ENYA memperhatikan semua itu. Tetapi ada seekor bebek yang tertinggal).

ENYA : “Mengapa kau tidak turut berenang, hai bebek kecil yang lucu ?” Tanya ENYA dari atas dahan.

(bebek kecil itu terperanjat. Ditengadahkan kepalanya ke atas untuk mencari si penanya. Bebek kecil itu bernama Tutu).

TUTU : “Aku tak pandai berenang !”

ENYA : “Tetapi saudara-saudaramu pandai.”

TUTU : “Tentu saja mereka sudah berlatih untuk itu.”

ENYA : “Apakah juga sudah berlatih seperti mereka ?”

TUTU : “Belum pernah sekalipun. Aku tidak bisa.”

ENYA : “Kalau kau belum pernah mencoba, bagaimana kau yakin bahwa kau tidak akan pernah bisa ?”

(Sejenak bebek kecil tertegun). “Kau terlalu penakut. Mungkin juga kau anak bebek yang manja.” Lanjutnya.

(Tanpa menjawab apa-apa Tutu menceburkan dirinya ke sungai permulaan yang sulit baginya untuk dapat berenang dengan baik, tapi lama-kelamaan kakinya terasa ringan di dalam air. Anak bebek itu pun mulai menikmati keadaan air sungai. induk dan saudara-saudaranya amat bergembira, mereka sudah jemu menyuruh Tutu untuk berlatih berenang. Kini tanpa mereka suruh, Tutu berenang sendiri. Tutu sangat berterima kasih pada Enya).

TUTU : “Kau anak kera yang cerdas dan hebat, kau membuatku bisa berenang, terima kasih Enyak.” Kata Tutu.

(Enya tersenyum mendengar semua itu. Ya ya dia memang seekor anak kera yang hebat. Hanya dengan mengucapkan beberapa kalimat ia dapat mengubah seekor anak bebek pandai berenang. Enya ingin sekali memberitahu pengalamannya itu pada induknya, sayang induknya tidur).

MIN MI : “Cepat, disana ada pisang yang masak. Kalau kita terlambat pisang-pisang itu akan segera diserbu Mon mo,’ tiba-tiba seekor anak kera berlompatan di dekat Enya. Tiga anak kera lainnya.

MAN MA : “Tunggu, aku mau ajak Enya,’ seru anak kera yang terakhir ketika ia melihat Enya dalam gendongan induknya yang sedang tidur pulas.

MIN MI : “Percuma kau mengajak dia. Emaknya sedang tidur,” seru Min mi.

(Enya merasa risi mendengar semua itu. Enya tahu teman-temannya itu tidak bermaksud mengejeknya. Kenyataannya Enya memang selalu betah dalam gendongan induknya. Enya juga malu pada Tutu yang tiba-tiba bisa berenang padahal Enya lebih manja dan lebih pemalas dari Tutu).

ENYA : “Tidak, aku harus membuktikan pada teman-temanku bahwa aku juga anak kera yang terampil,” kata Enya.

Lalu sekonyong-konyong Enya melompat mengejar temannya. “Emak pasti gembira jika kubawakan pisang untuknya selama ini emak sudah terlalu lelah mencari makan untukku,” pikir Enya. “Tunggu teman-teman…..!” teriak Enya.

(Tak lama kemudia Enya kembali dengan membawa pisang masak. Tangannya terasa pegal karena lama bergayut di dahan dalam pohon. Tetapi Enya tak terlalu merisaukannya. Hari itu benar-benar bahagia Emak yang terbangun dari tidurnya gembira melihat Enya yang tiba-tiba mandiri).

EMAK : “Oh……anakku, emak senang sekali melihat kau sudah keluar dari gendongan emak. Bahkan bisa mencari makanan sendiri. Seperti mimpi saja…..” komentar emak.

ENYA : “Tetapi Emak tidak bermimpi dan mulai saat ini Emak tak perlu menggendong Enya lagi, sebab Enya bukan bayi lagi…..’ tandas Enya bangga

Minggu, 11 Maret 2012

Praktik Pembuatan Panel Surya

Penyusunan Panel Sel Surya
Sebuah rumah di Los Angeles California USA dalam sehari membutuhkan listrik berkisar 9,6 KwH. Berdasarkan perhitungan hukum ohm dimana (Power = Tegangan x Arus) atau (Watt = V x I). Bila ingin mengetahui jumlah tegangan dapat merubah rumus menjadi Tegangan = Power / Arus atau (Volt = P/I).
Dari kebutuhan tersebut, dapat dihitung seberapa banyak battere dan jumlah solar panel yang dibutuhkan.
Dipasaran terdapat beraneka panel surya siap pakai. Penulis kemudian memilih panel surya yang daya output rata-ratanya 29 Volt 8 Amper. Sementara Batere yang ada dipasaran juga bermacam-macam. Maka penulis memilih batere dengan voltage 24 Volt 80 Amper.
Masalahnya, berapa panel surya dan batere yang dibutuhkan?.
Untuk menjawab itu, maka dapat dilakukan sebagai berikut:
- Power = 9600 watt (9,6 Kw)
- Bila dibagi 8 Amper sesuai Amper pada solar panel dengan mendapat sinar matahari 5 jam perhari,, maka akan didapat: 9600 Watt / (8 Amper x 5 Jam)= 240 Volt. Ini masih terlalu besar mengingat di amerika menggunakan listrik 120 Volt.
- Maka arus solar panel yang 8 amper harus dibuat dua kali lipatnya, yaitu menjadi 16 Amper dengan cara dua panel dihubungkan paralel. Maka diperoleh jumlah sebagai berikut: 9600 / (16 x 5) = 120 Volt. Dengan demikian kebutuhan voltage 120 Volt sudah didapat. Hanya saja voltage tersebut masih dengan arus searah (DC).
- Kita ketahui batere yang digunakan adalah batere 24 Volt 80 Ah. Maka jika arusnya 80 Ah tersebut dibagi 16 Amper, maka diperoleh angka 5. Hal ini sesuai dengan intensitas matahari rata-rata perhari yaitu sekitar 5 jam. Dengan arus sebesar 16 Amper itu, maka batere dapat dipenuhi arus menjacapai 80Ah selama 5 jam.
- Masalahnya, batere bertegangan 24 volt. Bagaimana supaya batere dapat menampung tegangan listrik 120 volt?. Caranya adalah dengan menyusun batere secara seri. Kita ketahui jika batere disusun secara seri maka tegangan akan meningkat dan arusnya tetap. Sedang jika dihubukan secara parallel, tegangannya akan tetap dan arusnya meningkat. Artinya, batere yang ada yaitu 24 Volt 80Ah dapat kita buat menjadi 120 volt dengan cara menghubungkannya secara seri. Caranya membagi Tegangan 120 Volt dengan 24 Volt. Hasilnya 5. Dengan demikian kita dapat menghubungkan sebanyak 5 buah batere.
- Persoalan baru timbul, yaitu berapa total panel surya yang dibutuhkan? Sedang voltase panel surya hanya sebesar 29 Volt?. Padahal batere 120 Volt?. Maka 120 / 29 = 4,1 atau = 4. Artinya kita dapat menghubungkan secara seri 4 buah panel surya. Tapi jangan lupa, sebelumnya kita sudah memparalel jumlah panel surya untuk mendapatkan amper yang dibutuhkan. Maka dengan demikian kita menggunakan 2 x 4 panel surya = 8 panel surya.
Untuk hasilnya dapat dilihat contoh desain dalam gambar berikut.